PENELITIAN PERUBAHAN SOSIAL di YOGYAKARTA
THE NEXT CHAPTER II
(30 Tahun setelah Selo Soemardjan)
Tema:
Kekuasaan
Lokus: Praktik kuasa di
dalam pengelolaan keamanan lapis bawah
Oleh : Jajat Darojat, Arman
Marwing, Purnama Ayu
A.
Latar Belakang
Yogyakarta adalah prototipe
masyarakat multikultur di Indonesia .
Pelbagai suku bangsa dan agama dapat ditemukan di kota ini. Status sebagai kota pelajar yang ditandai dengan melimpahnya pilihan jenjang sekolah tinggi seperti
universitas, sekolah tinggi , institut, serta akademi seakan menjadi daya tarik
bagi banyak kalangan untuk mengenyam pendidikan di sini. Konsekuensi yang tidak
terelakkan dari kenyataan tersebut adalah pertambahan penduduk yang pesat
setiap tahunnya. Berdasarkan data yang dilansir dari Badan Pusat Statistik
Indonesia, tahun 1990, 1995, 2000, dan 2005 jumlah penduduk di Yogyakarta
berturut-turut mencapai angka 2.913.054, 2.916.779, 3.121.045, dan 3.343.651.
Saat memasuki tahun ajaran baru atau penerimaan mahasiswa baru pun, Yogyakarta menerima ratusan ribu calon mahasiswa baru. Di
antara mereka, ada yang berasal dari
dalam provinsi, akan tetapi banyak pula yang datang dari luar daerah. Hal ini
ternyata memberikan implikasi yang cukup positif terkait