Peran
Pendidikan Bagi Manusia
A.
Manusia
Sebelum memulai diskusi mengenai
pendidikan, alangkah baiknya kita mengkaji terlebih dahulu siapa, kenapa dan
bagaimana yang terlibat dalam proses pendidikan. Sebagai sebuah proses tanpa
henti, pendidikan melibatkan manusia sebagai pelaku utama dalam proses
pendidikan (subyek). Manusia merupakan makhluk yang memiliki sejarah masa lalu,
masa kini, serta masa yang akan datang. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki
potensi-potensi yang harus dikembangkan dalam rangka menjadikan manusia sebagai
makhluk yang dapat berpikir kritis terhadap hidup dan kehidupannya. Karena itu,
sebagai makhluk yang memiliki keinginan, harapan, masa depan, cita-cita dan
seterusnya, menjadi tuntutan bagi manusia dalam melakukan proses pendidikan.
Jika disebutkan di atas tadi bahwa pelaku pendidikan sendiri adalah manusia,
maka sebagai obyek dari proses pendidikan adalah pengalaman yang ada pada
manusia.
Manusia memiliki potensi
akal, hati, serta dapat berpikir secara
rasional. Karena itu, setiap manusia memiliki pengalaman pendidikannya
masing-masing. Pendidikan berusaha memposisikan manusia sebagai sutradara di dalam
kehidupannya. Alam dan realitas merupakan patner sekligus obyek bagi manusia
dalam memposisikan diri sebagai manusia yang sejati/hakiki yaitu sebagai khalifah
fil ard. Manusia adalah mahluk yang mempunyai potensi akal dan nafsu yang
perlu dikembangkan secara positif. Oleh karena itu manusia harus melalui tahap
pendidikan dalam proses pengembangan atau penggalian potensinya sehingga
menjadi manusia yang beradab dan bersusila. Dengan pendidikan, manusia mampu
mebedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Pendidikan yang membebaskan (liberat)
adalah kunci dalam membentuk manusia kritis, dapat membuka realitas serat
hakikatnya sehingga dapat hidup secara merdeka dan sejahtera (survive).
Manusia selalu memiliki sejarah,
oleh karena itu manusia mempunyai hubungan erat dengan dunia. Secara universal,
manusia mempunyai peran penuh dalam peradabannya. Manusia sebagai penghasil
peradaban, pencipta karsa, budaya, dan lain sebagainya. Oleh karena itu manusia
mempunyai eksistensi pada setiap individu dalam segala realitasnya, mempunyai
tanggungjawab terhadap kehidupan serta lingkungannya. Tugas pendidikan tidak
hanya menciptakan manusia yang berintegensi tinggi, cerdas secara intelektual,
dan lain sebagainya. Pendidikan mempunyai tanggungjawab dalam membentuk manusia
yang mempunyai intelegensi yang tinggi terhadap realitas sosial. Artinya, ia
dapat melihat serta merasakan persoalan-persoalan hidup dan kehidupan manusia
secara utuh. Karena itu, pendidikan sudah seharusnya terlepas dari berbagai
kepentingan individu maupun kelompok tertentu, akan tetapi pendidikan dapat
mengakomodasi seluruh persoalan-persoalan manusia.
B.
Pendidikan
Beberapa
pengertian yang diambil dari para tokoh pendidikan;
1.
Undang-Undang
No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) dalam Bab I
Pasal 1 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaknya, masyarakat,
bangsa dan negera.
2.
Nurani
Soyomukti; Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam
situasi yang bertujuan memberdayakan diri. Jadi, banyak hal yang dibicarakan
ketika kita membicarakan pendidikan. Aspek-aspek yang biasanya paling
dipertimbangkan antara lain penyadaran, pencerahan, pemberdayaan, dan perubahan
prilaku.
C.
Ultimate Goal Pendidikan
Pendidikan
merupakan rekaya sosial yang tersusun dalam struktur pengalaman manusia, dan bertujuan
untuk memberikan situasi kepada manusia sehingga mengalami perubahan yang
bersifat konstruktif-positif. Artinya, perubahan itu mengarah pada perbaikan
hidup manusia itu sendiri. Karena itu, pendidikan harus diarahkan pada sifat
demokratis dan berwatak egaliter. Sebagai tujuan dari proses pendidikan adalah
membentuk pribadi manusia yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi dalam kehidupan (lingkungan sosial).
Meskipun
pendidikan mempunyai banyak nama dan wajah, seperti pendidikan keluarga,
sekolah, masyarakat, pondok pesantren, madrasah, program diploma, sekolah
tinggi, institut, universitas, dan sebagainya, namun pada hakikatnya pendidikan
adalah satu. Yaitu, mengembangkan potensi daya manusia menuju kedewasaan
sehingga mampu hidup mandiri dan mampu pula mengembangkan tata kehidupan
bersama yang lebih baik sesuai dengan tantangan atau kebutuhan jaman. Dengan
kata lain, hakikat dari proses pendidikan adalah mengembangkan “human
dignity” yaitu harkat dan martabat manusia sehingga benar-benar mampu
menjadi manusia yang merdeka sacara hakiki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar