Pages

Jumat, 08 Juni 2012

Pendidikan Pluralis-Multikultural dalam Wacana Keindonesiaan


Bukannya tidak mungkin negara Indonesia dikatakan sebagai salah satu negara yang pluralitasnya cukup tinggi. Keragaman yang dimiliki oleh masyarakat tersebut memaksakan negara Indonesia untuk dikatakan sebagai negara yang multikulutur, sehingga heterogenitas yang disandang oleh masyarakatnya menjadi momok terbesar dalam menghadapi konflik sosial (social conflik) yang bernuansa SARA. Karena dengan keragaman etnis, budaya, agama, bahasa yang dimilki oleh masyarakat tersebut mempunyai implikasi akan terjadinya berbagai konflik, baik konflik vertikal maupun horisontal.
Jelas sudah berdasarkan pemaparan tersebut, bahwa dibutuhkan suatu solusi dalam pemecahan persoalan tersebut. Dan dalam solusi yang ditawarkan adalah melalui jalur pendidikan multikultural. Namun menurut Ruslan Ibrahim, pendidikan multikultural juga bukan jalan satu-satunya untuk meminimalisir konflik (social conflik), akan tetapi pendidikan multikultural harus menggandeng model-model lain agar mencapai tujuan bersama, dan dalam hal ini salah satunya adalah model dialogical concensus. Akan tetapi ia juga mengatakan bahwa pendidikan multikultural merupakan jalan yang paling efektif dibanding dengan model-model lain. Seperti dalam pandangannya M. Amin Abdullah, untuk melahirkan kehidupan yang harmonis, toleran menghargai perbedaan di dalam masyarakat, maka pendidikan multikultural dibutuhkan dialogical consensus, dimana didalamnya mencakup tiga aspek penting yang itu adalah negosiasi, kompromi, dan konsesus.
Seperti yang sudah dijelaskan diawal tadi, walapun pendidikan multikultural bukan jalan satu-satunya, akan tetapi dengan melalui jalan pendidikan multikultural, nilai-nilai keragaman-keharmonisan didalam masyarakat dapat di internalisasikan (understanding culture, Kennedy). Oleh karena itu untuk meminimalisir konflik tersebut maka dibutuhkan internalisasi nilai-nilai kesetaraan (equality) dalam dunia pendidikan, sehingga peserta didik bukan hanya menjadi penonton atau suporter dalam masalah-masalah sosialnya, akan tetapi ia berperan sebagai pemecah masalah sosial yang dihadapinya (problem solving).
Memaknai Pendidikan, merupakan suatu proses hominisasi dan humanisi dari peserta didik (manusia), oleh karena itulah pendidikan dikatakan sebagai proses penyadaran manusia. Dalam pendidikan sebenarnya bukan hanya menciptakan manusia yang cerdas secara akademik atau memiliki intelegensi yang tinggi, akan tetapi pendidikan menciptakan manusia yang dapat berperan penuh terhadap pembentukan kecerdasan sosial, mempunyai moral yang tinggi, beradab dan lain sebagainya, yang mana hal ini pendidikan disebut sebagai (education and civilized human being).
Meminjam perkataanya H.A.R Tilaar dikatakan bahwa masalah utama yang terkait dengan pendidikan multikultural adalah keadilan sosial, demokrasi, dan hak asasi manusia. Oleh karena itu menurut hemat penulis, inilah kemudian menjadi tantangan multikulturalisme. Maka dibutuhkannya suatu solusi dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat multikultur, sehingga tidak adanya disintegrasi dalam masyarakat tersebut.
Di era transformasi dan reformasi budaya, menjadi tantangan masyarakat Indonesia yang selanjutnya adalah dalam menghadapi tantangan globalisasi. Masalahnya adalah bagaimana masyarakat kita agar tidak tercerabut dari budayanya sendiri, dengan memasuki dunia global. Karena jika tidak memasuki dunia global, maka masyarakat akan keitinggalan perkembangan jaman, baik secara tekhnologi maupun informasi. Oleh karena itu dalam konteks masalah ini, menurut penulis juga dibutuhkan solusi yang kedua dalam tantangan pendidikan nasional dalam era globalisasi.
Dari beberapa masalah yang disajikan di atas merupakan kajian terkecil dari problem sosial yang dihadapi oleh kita sebagai bagian dari dunia akademis (akademisi). Siapa lagi yang akan memperhatikan negeri kita kalau bukan diri kita sendiri. Maka dari itu, dengan melakukan seminar, kajian ilmiyah atau diskusi-diskusi kecil seperti ini merupakan salah satu dari upaya kita dalam memperhatikan negeri ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar